Atasi Lumpuh dengan Kerang
Kerang Mampu Mengatasi Kelumpuhan
Satu lagi harapan penyembuhan datang. Kali ini dari mahluk lunak yang berasal dari dasar laut.
Satu lagi harapan penyembuhan datang. Kali ini dari mahluk lunak yang berasal dari dasar laut.
Hasil laut ini sangat melimpah di Indonesia, mengingat sebagian besar wilayah negeri kita terdiri dari laut dan samudera. Ikan, cumi-cumi, kepiting, udang, dan kerang. Semua hasil laut ini cenderung murah dan banyak manfaatnya.
Baru-baru ini para peneliti menemukan satu lagi manfaat kerang, selain sebagai sumber pangan. Kabarnya kerang laut menjanjikan harapan untuk bisa jadi pemulih kelumpuhan, terutama pada cedera tulang belakang.
Peneliti menemukan bahwa dengan memodifikasi zat gula pada kerang, mereka bisa menambal sel-sel saraf yang rusak di sumsum tulang belakang. Saat zat gula disuntikkan, maka lubang lapisan sel saraf akan terbentuk dalam waktu singkat.
Modifikasi zat gula bernama kitin yang disuntikkan ke tulang belakang hewan percobaan akan menuju sel yang rusak dan segera menghubungkan lubang-lubang itu. Di situlah kemudian perbaikan terjadi. Setelah itu sinyal listrik dalam tubuh menciptakan sensasi dan gerakan segera setelah sel diperbaiki. Meski baru diujicobakan pada babi, para peneliti yakin hal yang sama juga akan berhasil jika diterapkan kepada manusia.
Baru-baru ini para peneliti menemukan satu lagi manfaat kerang, selain sebagai sumber pangan. Kabarnya kerang laut menjanjikan harapan untuk bisa jadi pemulih kelumpuhan, terutama pada cedera tulang belakang.
Peneliti menemukan bahwa dengan memodifikasi zat gula pada kerang, mereka bisa menambal sel-sel saraf yang rusak di sumsum tulang belakang. Saat zat gula disuntikkan, maka lubang lapisan sel saraf akan terbentuk dalam waktu singkat.
Modifikasi zat gula bernama kitin yang disuntikkan ke tulang belakang hewan percobaan akan menuju sel yang rusak dan segera menghubungkan lubang-lubang itu. Di situlah kemudian perbaikan terjadi. Setelah itu sinyal listrik dalam tubuh menciptakan sensasi dan gerakan segera setelah sel diperbaiki. Meski baru diujicobakan pada babi, para peneliti yakin hal yang sama juga akan berhasil jika diterapkan kepada manusia.